ARTICLE AD BOX
Sebagai bagian dari perayaan HUT Kota Denpasar ke-237, Komunitas Peduli Sungai (KPS) Lila Ulangun resmi menerima penghargaan pada acara yang digelar di Gedung Dharma Negara Alaya pada 27 Februari 2025.
Ketua KPS Tukad Lila Ulangun, I Gede Deddy Dwiviyana, yang juga Kepala Lingkungan Kebonkuri Kaja, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. “Saya sangat bangga, ini pengalaman yang tidak terduga. Namun, masih banyak yang perlu dibenahi, terutama masalah sampah dan limbah yang menjadi tantangan jangka panjang,” ujarnya.
Penataan Tukad Lila Ulangun dimulai sejak September 2023 dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Selain KPS, kegiatan ini juga melibatkan swadaya warga Gumi Kebonkuri Kesiman, serta pemuda Sekaa Teruna (ST) se-Gumi Kebonkuri Kesiman. Mereka dilibatkan karena merupakan generasi penerus yang akan menjaga kelestarian sungai.
“Kami juga rutin mengadakan kegiatan ‘Jumat Jumpa Berkas’ bersama Kelurahan Kesiman. Bapak Lurah Kesiman sangat mendukung revitalisasi ini sejak awal, begitu juga dengan Ketua KPS Kota Denpasar dan Dinas Perkim yang turut membantu penataan Tukad ini,” tambah Deddy.
Komunitas Peduli Sungai Lila Ulangun sendiri telah terbentuk sejak tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19. Mereka fokus mencari solusi terkait permasalahan sampah, limbah, serta dampak perubahan musim terhadap kondisi sungai. Pada September 2023, komunitas ini mulai fokus menata Tukad Lila Ulangun secara lebih intensif.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Deddy mengungkapkan bahwa ini merupakan kali pertama pihaknya mengikuti Lomba Kali Bersih, dan meskipun belum sepenuhnya siap, mereka tetap berupaya memberikan yang terbaik. “Astungkara, kami siap tidak siap harus tampil maksimal. Syukur, kami bisa meraih juara 1,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia berharap pencapaian ini tidak hanya sekadar prestasi, tetapi juga mampu menanamkan kesadaran masyarakat bahwa sungai bukanlah tempat pembuangan sampah. “Sebagai umat Hindu di Bali, kita seharusnya melihat sungai sebagai bagian dari alam dan tempat suci. Seperti di Gumi Kebonkuri Kesiman, ada upacara Manusa Yadnya yang menggunakan sungai dalam ritualnya. Jadi, menjaga kebersihan dan keseimbangan alam itu penting,” tegasnya.
Selain itu, KPS Lila Ulangun juga ingin mengajak masyarakat agar lebih aktif dalam kegiatan yang dapat mempercantik dan melestarikan sungai. “Tidak hanya sebatas bersih-bersih, tetapi juga bagaimana masyarakat bisa terus berkontribusi dalam menjaga kebersihan sungai ini,” katanya.
Untuk menjaga kebersihan Tukad Lila Ulangun, komunitas ini berencana mengadakan kegiatan bersih-bersih minimal dua kali dalam seminggu. “Kami ingin memastikan kegiatan ini menjadi rutinitas yang ditaati, bukan hanya berhenti setelah mendapatkan penghargaan,” ujar Deddy.
Selain itu, ada beberapa program yang dirancang untuk ke depan, antara lain:
- 1. Lomba Mancing – Awalnya direncanakan bertepatan dengan HUT Kota Denpasar, namun ditunda karena cuaca ekstrem. Nantinya, lomba ini akan menjadi wadah bagi pemuda STT di Gumi Kebonkuri Kesiman untuk berkreasi.
- 2. Pembangunan Jogging Track – Akan dibangun dari Gang Cempaka hingga Tukad Lila Ulangun sebagai sarana olahraga masyarakat.
- 3. Pembangunan Balai Budaya – Jika ada dukungan dana, akan dibangun balai budaya di sempadan Tukad Lila Ulangun sebagai tempat pertemuan, rekreasi, dan berbagai kegiatan komunitas.
Deddy menegaskan bahwa tujuan utama dari semua program ini adalah menciptakan perubahan yang nyata dalam kehidupan masyarakat. “Kami ingin menjadikan ini sebagai contoh nyata bagaimana lingkungan yang bersih dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta memperkuat identitas Kota Denpasar sebagai kota berwawasan budaya yang bersih dan hijau,” pungkasnya. *m03