Mayoritas Bahan Pangan Dijual di Atas HET

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX
JAKARTA, NusaBali
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan sejumlah komoditas bahan pangan menjelang Ramadhan dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamenggala mengatakan bahwa temuan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan di pasar tradisional dan modern di tujuh wilayah kantor KPPU di Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Jogjakarta.

Terdapat 17 komoditas pangan yang dipantau, di antaranya beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang putih, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng curah.

“Dari 17 komoditas itu, kami melihat bahwa terdapat delapan komoditas yang harga jual dari HET dan HAP (harga acuan penjualan) ini cukup signifikan,” katanya seperti dilansir Antara.

KPPU mencatat komoditas pangan yang dijual di atas HET dan HAP adalah beras medium, beras premium, telur ayam, bawang putih, minyak goreng curah, Minyak Kita, cabai rawit, dan gula pasir.

Mulyawan menyebut bahwa ada dua komoditas yang harganya paling jauh menyimpang dari HET dan HAP yang ditetapkan, yaitu telur ayam dan cabai rawit.

Dia juga menyoroti bahwa harga telur ayam di pasar tradisional Makassar paling tinggi dibandingkan daerah lain, mencapai Rp51.000 per kg.

Sementara itu, harga cabai rawit di Bandung dan Jogyakarta hampir 50 persen lebih mahal dari HET/HAP yang ditetapkan.

Mulyawan menyatakan bahwa KPPU akan menggunakan hasil survei ini sebagai dasar untuk mengawasi pelaku usaha komoditas di wilayah dengan deviasi harga dan kenaikan harga yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk memastikan mekanisme pasar berjalan lancar, terutama jika stok komoditas mencukupi.

“Kami berharap pemerintah dan pihak berwenang dapat lebih mengendalikan harga pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri,” katanya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas memastikan bahwa stok ayam ras dan telur aman selama Ramadhan dan Lebaran. Zulhas mengatakan pemerintah telah sepakat untuk menjaga harga kedua komoditas tersebut dengan cara meningkatkan suplai di pasar tradisional maupun modern.

"Kami sepakat sama-sama menjaga suplainya, selama bulan suci Ramadhan dan Lebaran ini, suplainya harus dilebihkan, dinaikkan. Kalau rata-rata sehari misalnya berapa gitu, X (jumlah) ya, maka selama bulan puasa ditambah, X plus lebih, suplainya dilebihkan," kata Zulhas dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa.

Saat ini, harga eceran tertinggi (HET) ayam ras Rp40 ribu per kilogram. Namun saat ini untuk beberapa pedagang, menjual dengan harga Rp34 ribu sampai Rp39 ribu. Sementara untuk telur, HET yang telah ditetapkan adalah Rp27 ribu per kilogram.

Lebih lanjut, Zulhas menyebut para peternak ayam telah sepakat untuk menjual ayam ras dan telur sesuai dengan HET yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Semua yang ada di sini pengusaha-pengusahanya, kompak, walaupun kadang-kadang beda-beda pendapat dikit, tidak apa-apa. Tapi, kalau Lebaran, bulan puasa kompak semua ini, semua lantang, pokoknya stok banyak lebih dari cukup, harga mudah-mudahan di bawah HET," kata Zulhas. 7 ant
Read Entire Article