Di Karangasem, Harga Cabai Kecil Rp 125.000/Kg

2 days ago 5
ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Harga cabai kecil di Karangasem beranjak naik. Seminggu sebelumnya Rp 90.000 per kilogram kali ini telah mencapai Rp 125.000 per kilogram.

"Harga cabe kecil mencuat naik, murah atau mahal, untungnya sama saja, Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per kilogram," ujar pedagang Ni Nengah Rusmini, di Pasar Amlapura Timur, Jalan Kesatrian Amlapura, Selasa (4/3).

Rusmini, pedagang asal Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang menuturkan, kenaikan cabe kecil sejak, Jumat (28 Februari 2025). Kenaikannya bertahap, hingga kali ini mencapai Rp 125.000. "Saya beli Rp 120.000 per kilogram dijual Rp 125.000," jelasnya.

Kata dia, berbeda halnya harga bawang merah Rp 30.000 per kilogram, bawang putih Rp 40.000 dan kacang tanah Rp 25.000, harganya stabil.

Rekannya Ni Nyoman Sariani dari Lingkungan Batannyuh, Kelurahan/Kecamatan Karangasem juga mengatakan demikian. "Cabai kecil itu didatangkan dari Jawa, makanya mahal. Petani di Karangasem kan gagal panen," katanya.

Pedagang minyak goreng, Ketut Ayu Candradewi dari Banjar Tegallinggah, Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem,  mengatakan harga minyak goreng stabil. "Minyak merek Bimoli 2 liter Rp 45.000," jelas Ketut Ayu.

Kadis Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Karangasem I Gede Loka Santika mengakui hasil survei harga-harga di sejumlah pasar menunjukkan kenaikan harga cabe kecil kenaikannya paling menonjol. "Harga cabai memang naik, karena didatangkan dari Jawa, beda dengan harga kebutuhan pokok lainnya, masih normal," katanya.

Loka Santika berharap agar Dinas Pertanian Pangan dan  Perikanan Karangasem mendorong petani lebih banyak produksi cabai.

Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah berjanji untuk memperbanyak demplot (demonstrasi plot) cabe besar dan cabe kecil. Sebab, cabai merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang setiap hari dibutuhkan. "Saya sudah buat demplot tetap di Kantor Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangasem, petani bisa belajar dari sana," katanya.

Selama ini lebih banyak membangun demplot padi, dan jagung. "Demplot cabai sangat penting," tambahnya.

Hanya saja, masih perlu penjajagan di lapangan, berkoordinasi dengan penyuluh pertanian, selanjutnya penyuluh menghubungi pemilik lahan. Jika pemilik lahan bersedia, maka demplot dibangun.

Sesuai amanat itu tertuang dalam UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Membangun demplot bisa mengajak petani praktik langsung, merasakan langsung di lapangan cara bercocok tanam yang benar, itulah kelebihan demplot, sangat efektif untuk memberikan edukasi kepada petani.

Sebab, lanjut Siki Ngurah manfaat demplot cukup banyak, di antaranya mengimplementasikan teknologi pertanian, meningkatkan produktivitas petani, memperkuat komunitas petani, dan yang lainnya.7k16
Read Entire Article