24 Petinju Bertarung di Turnamen Tinju Antar Pelajar di Denpasar

15 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Dimas Avrizal Setiawan mengatakan, dirinya berani jadi promotor kejuaran tinju antarpelajar, karena sasarannya anak-anak muda pelajar di wilayah Kota Denpasar. Kejuaraan digeber dua hari (Rabu dan Kamis). Ide ini itu tercetus dari obrolannya ringan dengan rekan-rekanya, sehingga langsung dieksekusi. 

Dalam mencari peserta, Dimas mengaku tidak terlalu sulit. Karena, dirinya juga atlet beladiri dan berbekal koneksi yang dimiliki kemudian mengajak teman yang dikenal ikut menjadi peserta di turnamen. 

"Saya ingin memfasilitasi teman-teman yang gemar olahraga tinju sekaligus mengembangkan potensi mereka. Ya biar mereka gak berantem di jalan. Untuk saat ini khusus peserta dari Denpasar saja," beber Dimas Avrizal.

Dalam turnamen itu, ada 24 petinju yang siap adu jotos. Artinya ada 12 partai yang dipertandingkan. Alasan memilih tinju, Dimas yang masih menempuh pendidikan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Undiksha Singaraja ini mengaku kalau tinju atau boxing digandrungi anak-anak muda di Kota Denpasar saat ini. 

Dia juga sudah menjamin kejuaraan ini, karena urusan izin mulai dari kepolisian, pihak desa, Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Bali dan Pertina Kota Denpasar, bahkan sampai urusan BPJS juga sudah diurus. "Harapan saya, semoga besok berjalan lancar tanpa hambatan dan penonton puas," beber Dimas. 

Sementara itu Ketua Harian Pertina Kota Denpasar, I Gusti Agung Satria Wiguna yang hadir di lokasi sangat kagum dan mengacungi jempol ada promotor muda yang 'nekat' seperti Dimas dan teman-temannya. Pihak Pertina Denpasar bahkan Pertina Bali pada umumnya selalu mensupport perkembangan tinju di Bali. 

"Kami kagum dengan apa yang sudah dilakukan Dimas dan teman-temannya. Mereka juga sudah berkoordinasi dengan kami bagaimana rules untuk menggelar sebuah pertandingan," kata Agung Satria Wiguna.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan visi dan misi yang didengungkan oleh Ketua Umum Pengprov Pertina Bali yakni Made Muliawan Arya atau De Gadjah bahwa tinju harus tetap hidup di Bali. 

"Secara tidak langsung kejuaraan ini bisa melahirkan petinju potensial atau berbakat yang bisa dipoles untuk arah prestasi seperti Porprov Bali, PON, bahkan bisa ke level internasional," pungkas Satria Wiguna, yang juga putra petinju legendaris Bali, I Gusti Made Adi Swandana ini. dar
Read Entire Article