STBCM Umahanyar Anggarkan Rp40 Juta untuk Ogoh-Ogoh ‘Wira Jaya Karebut’

3 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Ketua STBCM, I Kadek Yoga Ary Sagita (23), mengatakan bahwa pengerjaan ogoh-ogoh tahun ini telah dimulai sejak 11 Januari 2025. “Tahun ini kami mengangkat konsep Wira Jaya Karebut dengan menampilkan empat karakter tokoh. Anggaran yang kami siapkan mencapai Rp40 juta,” ujar Yoga.

Pihaknya juga menargetkan untuk mengikuti lomba ogoh-ogoh tingkat Kabupaten Badung. Terlebih dengan adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Badung yang memberikan bantuan bagi pembuatan ogoh-ogoh, semangat para yowana untuk berkarya semakin terpacu.

“Bantuan dari pemerintah ini sangat memotivasi kami. Ini bukti konkret pemerintah hadir dalam upaya pelestarian seni dan budaya Bali,” katanya.

Yoga juga menyoroti fenomena penggunaan sound system yang marak belakangan ini saat pangerupukan. Ia menegaskan bahwa STBCM menolak penggunaan sound system karena dinilai mengganggu suasana sakral dan mengurangi nilai budaya dari tradisi ogoh-ogoh.

“Pangerupukan itu momen sakral dan reflektif. Penggunaan sound system membuat esensi itu jadi luntur. Kami ingin tetap menjaga nilai-nilai tradisi,” tegasnya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, ogoh-ogoh yang mereka garap pun menggunakan bahan-bahan alami. Ini sejalan dengan imbauan di Kabupaten Badung untuk tidak lagi menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan seperti styrofoam.

“Kami beralih ke bahan alami seperti bambu dan kertas daur ulang. Selain lebih ramah lingkungan, juga tidak mengurangi esensi dari ogoh-ogoh itu sendiri,” ujar Yoga. Ia menambahkan, unsur teknologi pun mulai diintegrasikan ke dalam karya ogoh-ogoh mereka sebagai bentuk inovasi yang tetap berakar pada nilai budaya.

Ia juga berharap momentum Nyepi kali ini dapat menjadi ajang positif bagi yowana untuk mengekspresikan kreativitas dalam bentuk visualisasi ogoh-ogoh, tabuh, dan tari. “Karya budaya ini bisa menjadi sarana menekan kenakalan remaja, sekaligus mempererat kebersamaan di lingkungan banjar,” ucapnya.

Terkait insiden pembakaran ogoh-ogoh yang pernah terjadi di sejumlah wilayah, Yoga menyarankan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik antar pihak. “Ogoh-ogoh harus jadi ajang perlombaan karya, bukan perlombaan ego. Jangan jadikan tradisi ini ajang adu argumen,” katanya.

Ia juga mencatat bahwa meskipun pandemi Covid-19 sempat menghentikan perayaan ogoh-ogoh, semangat berkarya para pemuda tetap menyala. “Kami sempat vakum, tapi sekarang antusiasme sangat tinggi. Kami tengah menyiapkan pertunjukan fragmentari khusus di Desa Adat Umahanyar,” katanya.

Sebagai penutup, Yoga berharap karya ogoh-ogoh dari STBCM dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. “Badung adalah pusat pariwisata. Kami ingin ogoh-ogoh juga bisa menjadi magnet budaya yang memperkuat kebangkitan pariwisata pascapandemi,” pungkasnya. *m03
Read Entire Article