ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Terinspirasi dari fenomena sampah kiriman yang kerap mengotori Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, Sekaa Teruna (ST) Paramatha Kusuma Banjar Ketapang, Kelurahan Kedonganan, menghadirkan ogoh-ogoh bertema air yang berjudul Unda Cor yang berarti 'kutukan yang mengalir'. Menampilkan tiga tokoh, ogoh-ogoh setinggi 4,5 meter dan berat 60 kilogram ini membawa pesan yang mendalam.
Ketua ST Paramatha Kusuma, Komang Adi Dharmana menjelaskan bahwa tema tersebut diangkat sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya ekosistem air di laut dan danau. “Pesan dari tema ini adalah untuk menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan serta menjaga kelestarian ekosistem air. Tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kelestarian air, sehingga kita bisa menikmatinya hingga 100 tahun ke depan,” ujarnya, Minggu (9/3).
Komang Adi menuturkan, ide pembuatan ogoh-ogoh Unda Cor lahir dari keprihatinan atas fenomena sampah kiriman yang hampir setiap tahun mengotori pesisir Kedonganan. Sampah-sampah tersebut bukan hanya berasal dari daerah setempat, tetapi juga dari berbagai tempat yang terbawa arus laut. “Sampah yang datang ini bukan sampah baru, melainkan sudah berusia beberapa tahun. Fenomena ini menjadi keresahan bagi warga Kedonganan, sehingga kami ingin mengangkatnya dalam bentuk ogoh-ogoh,” katanya.
Ogoh-ogoh Unda Cor disebut memiliki tiga karakter utama. Pertama, sosok manusia yang diperankan oleh seorang laki-laki yang membuang sampah sembarangan dan merusak ekosistem air. Kedua, ikan sebagai simbol wabah yang disebabkan dari pencemaran pembuangan sampah seperti banjir atau istilah dalam bahasa Bali ‘Blabar’. Terakhir, tokoh paling atas adalah Dewi Gangga, yang melambangkan dewi air dan gelombang air yang murka akibat ulah manusia perusak lingkungan.
Untuk material, ogoh-ogoh ini dibuat menggunakan bahan ramah lingkungan seperti tali eceng gondok, bambu, serta sisa-sisa bahan alami lainnya. Bagian sirip ikan dibuat dari sigi kompor dan koran bekas. Pengerjaannya berlangsung selama 2,5 bulan sejak Desember 2024 lalu, dengan tinggi mencapai 4,5 meter dan berat sekitar 60 kilogram. Hal yang membuat ogoh-ogoh ini semakin istimewa adalah adanya kombinasi teknologi dengan sentuhan mesin pada bagian sayap ikan yang dapat bergerak.
Menurut Komang Adi, bagian tersulit dari pembuatan ogoh-ogoh tersebut adalah pada bagian sisik ikan. Sebab, mereka harus berjibaku membuat 400-500 sisik ikan sebelum akhirnya di pasang pada badan tokoh raksasa. “Iya jadi yang paling susah itu sisik ikannya karena dibuat satu-satu, harus sabar biar hasilnya sama semua,” ucapnya. Pembuatan ogoh-ogoh ini merupakan hasil kolaborasi antara warga Banjar Ketapang dan anggota ST Paramatha Kusuma. Seniman-seniman lokal pun dikatakan turut diberi kebebasan untuk menuangkan imajinasi mereka dalam proses pembuatannya.
Keberhasilan proyek ini membuat Komang Adi dan tim semakin bangga, terlebih dengan tema yang relevan dengan permasalahan lingkungan saat ini. “Kami berharap seluruh ST di Bali, khususnya di Badung, bisa terus kompak dan menghadirkan karya seni yang membanggakan setiap tahunnya. Kami juga ingin masyarakat lebih peduli terhadap ekosistem air dan danau agar bisa terus dinikmati oleh generasi mendatang,” imbuhnya.
Jero Adat Banjar Ketapang, Kelurahan Kedonganan, I Wayan Sabar turut mengapresiasi kreativitas yang terus berkembang di STT Banjar Ketapang. Terkait tema yang diangkat, ia menekankan bahwa fenomena di Kedonganan sangat relevan dengan pesan dalam ogoh-ogoh ini. “Air adalah sumber dasar kehidupan, sehingga kebersihannya harus dijaga agar tidak ada lagi sampah kiriman di laut ataupun sungai,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wayan Sabar berharap agar setelah kompetisi ini, kreativitas pemuda tetap berkembang. Mengenai target kemenangan, ia menyerahkan hasil akhir kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. “Terakhir kami menang pada tahun 2012, dan tahun ini kami serahkan semuanya kepada Beliau. Tetapi kalau bisa meraih juara satu, astungkara, semoga bisa memotivasi pemuda di Banjar Ketapang untuk terus berkarya,” harapnya. 7 ol3